2.22.2010

In Medio

I've download this album about last year. But I haven't heard yet until last month. I thought this album deserved as to be role mode of Indonesian band.

I just love "BIRU" , with romantic lyrics and smooth sound. You'll also love it as much as i do.

"Cukup Dalam Hati", emotional song. With bunch of anger throw in this song. Feel it, so you will be also angry.

Anda Perdana, In Medio album.

2.21.2010

Gugun and Blues Shelter


(Jono)


tonite's gig...
Gugun and Blues Shelter, their voices turn my head soo heavly enjoyed. No doubt for them, this is the best ever gigs I've ever seen! as night is falling, they become more mad. Their madness make the cold Bandung turn to HOT!

Muhammad Gugun as known as Gugun, leader of the band. oh damn, he's so rock! i cant let my eyes let off from him, to him and his tapping hand on grips, genious!

John Armstrong a.k.a Jono, funny bassist! he make us enjoy the stage with his grumble talk. what does he say? "Nyep Nyep!".. i thought that must be so bizzarre..

and Aditya Wibowo or Bowie, he is the star on the stage tonite, yeah he is getting drunk, but because of that he perform the madness on stage...



(Gugun)


(Bowie)

Their best perform are when they take Little Wings by Jimi Hendrix and Superstition by Stevie Wonder... the madness has been made for these. But Woman, are always make me awestruck.


if Erros hadn't take us with him to enjoy the stage, we must be on back of crowd then. we'll not be at GBS reserved seat, or we'll not get their photo with us.

yeah thanks for you Ross!

*these pics are taken by Me & Erros

1.27.2010

Maaf Mr. Sampah

Mr. Sampah yang terhorm at,
Maaf sekali bahwa saya amat sangat iri dengan mu. Rasanya hati saya sudah sangat bergejolak dan ingin segera mendorongmu, membunuhmu, menggantikanmu diposisi itu. Kedengkian ini sudah menjadi-jadi, sir.
Maafkan saya sekali lagi, bahwa saya tambah dengki denganmu ketika sir mempertontonkan sirkus hitam di depan manusia-manusia kecil, dan sret-sret-sret anda melakukannya dengan sangat mahir sekarang. Padahal saya merasa lebih mahir dari sir. Lihat saja buku mantra saya, sir juga selalu mengatakan kalau anda iri dengan saya. Yah, beginilah kita selalu iri-iri-an sir. Maka tidak salah, saya lebih iri ternyata sir lebih beruntung. Saya memang cocok menjadi Ms. Sombong, benar apa kata anda, sir.
Kesombongan ini melemahkan saya. Sialan! Brengsek! Saya akan mencapai cara lain kalau begitu.
Sir, episode benang kusut itu benar-benar datang tampaknya.
Maaf sekali lagi, bahwa dengki ini juga timbul diantara kekusutan benang-benang. Tidak jelas kenapa. Hari-hari kekusutan semakin terasa sir, dan membuat saya bimbang. Bahkan ketika melihat keburukan anda yang baru-baru ini timbul, saya tetap merasa kusut. Tidak satupun merasa keberatan. Bahkan saya sampai tergoda ingin mencoba itu juga. Oh tidak, sikap anda juga hampir menjerumuskan saya! Saya akan tambah membenci sir, jika hal ini memperburuk saya.
Kenapa anda dengan mudahnya bercerita tentang hati? Apakah semua pria suka bercerita tentang hati mereka ke lawan jenis. Saya kira anda bisa menjaga hati. Menjaga citra sir. Bahkan saya tidak pernah bercerita apapun kepada anda. Saya kira kita bersahabat berdasarkan kesamaan hal-hal yang langka sir. Tidak lebih dari itu. Namun, walaupun saya mengharap bisa lebih, sungguh saya tidak berani berharap terlalu banyak sir. Saya bisa menjaga hati dan citra saya. Saya juga tidak akan peduli dengan apa yang sir ceritakan. Tetapi, sampai pada akhirnya saya ikut larut juga, sedikit.
Maaf sekali lagi, benang kusut ini akan selalu mempunyai jarak sir. Jarak itu dekat, namun tidak bisa dicapai dari tempat anda ke tempat saya.
Mr. Sampah yang terpintar, saya habis membuat mantra tentang episode ini. Dengan pulpen, mirip sekali episodenya. Namun kusut di rambut saya lebih besar dari pada anda, kusut anda kecil sekali di gambar itu. Kusut itu lebih kepada saya. Karena saya tidak tahu sebenarnya seberapa kusut rambut anda.
Maaf sekali lagi, sir. Dengan begini saya ingin segera mendorong jatuh anda dan menggantikan posisi anda. Sehingga kusut yang saya punya tidak terlalu besar lagi kepada anda. Bahkan saya tidak punya kusut 
lagi nanti.

Benang Kusut Datang Lagi

20 Januari 2010

Hei hei, ini terjadi lagi
Dua kali dalam hidup saya, datang lagi
Dua kali dalam hidup saya, setelah 2 tahun
Rasa benang kusut datang lagi
Imajinasi kita menyatu lagi dengan obrolan-obrolan penuh fantasi
Seru ya, mr. Sampah!
Entah kenapa saya suka sekali dengan topik kita dalam obrolan dengan media apapun. Terkadang tidak jelas. Se-tidak-jelas kondisi ini. Di awang-awang.
Habis, rasanya ini hanya imajinasi. Cuma ada di otak saya
Nanti saya menggambar lagi benang kusut itu, namun dengan posisi yang berbeda, karena saya telah membuat rambut saya kusut seperti punyamu. Namun tentu saya tidak ingin sekusut kamu Mr
Setelah profesimu selalu membuat saya iri. Iri sekali sampai-sampai saya ingin mendorongmu untuk terjun ke jurang dan saya menggantikan posisimu berdiri disitu. Tidak apa-apa berada di pinggir jurang, asal saya dapat merasakan posisi maut impian saya itu, padahal profesi itu tidak sejelas namanya. Sebenarnya apa sih yang jelas?
Atau
Kita bisa berdiri di posisi itu bersama-sama, tapi bagaimana caranya ya?
Saya sudah kehabisan semangat dan uang untuk berada di situ sih, jadi saya hanya bisa berdiri di lereng dan perlahan-lahan naik nanti, entah dengan media apa nanti. Tunggu saya saja
Namun sekarang kita hanya bisa mengobrol. Hei mr. Sampah kadang menyenangkan sekali mengobrol atau bermain seperti ini, seperti 2 tahun lalu.
Terus selanjutnya hanya awang-awang, rasanya seperti sekali-kalinya ada film lokal keren di bioskop Cuma lima hari.
Fiksi
Selamanya tidak menjadi nyata, hanya perlu sedikit dorongan untuk membunuh seseorang yang berada di pinggir jurang.
Dan suatu saat saya akan mendorong mu dari situ
Atau
Mungkin kita berdiri sama-sama di situ
Bagaimana Mr??

World Press 2009








Sungguh beruntung rasanya bisa melihat pameran foto dunia yang diselenggarakan di Pasific Place selama bulan Desember 2009 sampai Januari 2010. Indonesia kali ini sebagai tuan rumah. Sayangnya belum ada fotografer indonesia yang lolos dalam kompetisi ini. Yaa, seandainya nanti saya bisa menjadi salah satunya. Sungguh itu akan amat sangat... BERMIMPI... masih bermimpi. Sekarang saya hanya bisa menjadi salah satu penikmat saja.

12.16.2009

Waiting But..

(Senin, 14 Desember 2009. 21:34)
Sembilan jam di atas tempat tidur. Sembilan jam menanti tubuh ini membaik. Sembilan jam hanya menghabiskan waktu menonton “THE GREAT QUEEN SEONDEOK” di atas tempat tidur dengan si Abu yang setia menemani dan tampaknya sudah mulai memanas, namun masih aja di forsir untuk melayaniku mengeluh kan hal ini. Jika sudah begini, tak ada yang ku hiraukan lagi. SMS pun tidak akan ku baca. Telepon pun tidak akan ku angkat. Dan jika pintuku diketuk akan ku jawab agar mereka pergi dahulu sebelum hal macam ini selesai.

Bosan tidak ada hiburan. Hanya si Abu dan si Merah yang setia menemaniku sekarang. Di sini aku tidak dapat membawa si Melody dan geng Dingin, karena mereka tidak punya tempat di sini. Jadi mereka hanya bisa menungguku memakai mereka saat aku kembali pulang. Dan diary-diary itu jarang lagi aku tulisi dan aku tempeli dan aku gambar, karena entah apa yang membuat ku malas menyentuh mereka. Mungkin karena si Abu yang hampir bisa melakukan apa saja, sehingga aku malas begini capek-capek membuat segalanya dengan tradisional. Kemalasan ini membuat kedetailan yang selalu jadi ciri khasku hampir hilang sudah. Karena detail itu lelah.

Sembilan jam ini memberi waktuku berpikir. Berpikir tentang tiga hari lalu, tiga hari penuh kebencian terhadap para Pengganggu-Pengganggu itu, atau Bedebah-Bedebah kalo kata Aang. Rasanya cukup untuk membenci, walau ku tahu itu tidak akan cepat hilang. Tapi kebencian itu membuat ku merasa lelah. Tadinya aku hanya benci, tapi aku cukup diam. Karena aku lebih suka membiarkan apa yang mau mereka lakukan, dan persetan denganku juga ingin melakukan apa. Tapi, ternyata kebencian itu bukan hanya aku yang rasakan. Wanita-wanita itu juga merasakan, dan timbulah kebencian bersama-sama. Namun, sebenernya aku tidak suka seperti ini. Aku tidak suka membenci orang. Bila pun sudah terlanjur benci, fuck with them. Aku berusaha mungkin tidak akan berurusan dengan mereka jika tidak terpaksa atau mendesak. Dan aku tidak akan mengambil keuntungan dari macam ini. Menurutku itu MUNAFIK. Aku lebih suka mendengarkan mereka berbicara. Yaaaa, aku mengakui ketika memuncak aku menjelekan apa dari mereka yang aku tidak suka itu. Karena aku bingung, omongan ku kalah dengan wanita-wanita itu, rasanya mereka seperti yang paling benci saja. Entahlah, aku merasa aku yang paling benci, bahkan setelah kejadian NOTES yang menimpaku itu, aku semakin benci dengan mereka. Sungguh. Bahkan tidak hanya dengan mereka. Lebih jauh dari itu. Aku lebih benci dengan semua yang ada di tempat buruk itu. Sampai ke inang-inang nya. Namun, semua punya masalahnya sendiri. Semua beranggapan dirinya yang paling menderita, sama ketika merasa diri kita yang paling benar. Karena bagi kita, dunia di ciptakan untuk kita, berputar untuk kita. Jika pun aku punya pilihan utuk pindah seperti Nisa, aku tidak akan berpikir dua kali untuk itu. Sungguh.

Aku menyebut KOLONI. Karena ternyata mereka adalah binatang yang sejenis. Tadinya ku pikir mereka tidak sama, namun tenyata jika kau melihat dalam-dalam lagi... HAH! Terlihat kesamaan mereka. Aku menyebutnya PALSU. Iyaa, orang-orang palsu macam mereka. Mereka tidak menjadi diri sendiri, tapi rela untuk menjadi palsu untuk bisa di terima oleh yang TIDAK PALSU ke dalam koloni mereka. TIDAK PALSU, orang macam ini sudah dari sananya begitu. Mau bagaimana lagi, tidak mungkin lagi berubah, kecuali mereka ganti kulit dan ganti hati. Mereka dari dulu sudah terlahir seperti itu. Mungkin jika mereka ganti kulit dan hati sekalipun, mereka akan berganti nama menjadi ORANG PALSU, karena tidak ada yang mempercayai perubahan mereka. Kalo merka KOLONI, ORANG-ORANG PALSU DAN TIDAK PALSU, lalu apa aku ini dan yang lainnya. Khusus aku dan teman-teman, ku bilang kami ini THE REAL. Hmmph, terserah deh. Narsis? Atau merasa menjadi orang suci? HAH! Lebih baik begini kan. Setidaknya aku tetap menjadi diri sendiri. Senang atau tidak..”SUCK ON IT BIAATCH!”

Tadinya aku tidak suka membicarakan hal ini di belakang. Aku hanya diam. Anggap saja, dosa dan pahala tanggung masing-masing. Aku akan menimbun pahala ku sendiri. Namun, kesal juga ya. Haha, akhirnya pun aku membicarakan mereka di belakang. Awalnya, aku terima saja dan cukup ikhlas saja mereka mebicarakan ku di belakang. Terlebih soal “NOTES” itu. Apa sih yang mereka tau soal itu? Nada bicaraku pun tidak. Kalo saat itu nada bicaraku sebenernya baik, sekarang nada bicaraku seperti yang kalian praktek waktu itu. Apa namanya? MENANTANG? Iya, aku berbicara menantang sekarang. Apa ya Karin menyebutnya? “Pengkoreksian perilaku akibat di omong orang lain di belakang”.. aku harap kalian begitu.
Ahhh, sudahlah. Kan lelah mejadi seperti ini. Aku toh hanya bisa tersenyum walau dalam hati ingin melemparkan muntahan kepada kalian. Aku lebih suka sabar. Siapa tau lama kelamaan hal ini akan berubah. Berubah ke arah yang lebih baik. Mengharapkan nasib ku ber-“REFORMASI”.. haha. Mengharapkan aku tidak akan benci lagi terhadap kalian, mengharapkan tempat ini layaknya mimpi indah yang tidak pernah ku sesali, mengharapkan tidak ada orang-orang PALSU lagi. namun ku rasa itulah macamnya hidup. Sampai mati di luar sana akan lebih banyak lagi orang begini. Eneg bukan, but FACE IT, bung!
Hmm, yang ku syukuri, betapa enaknya menjadi DIRI SENDIRI.

12.15.2009

Kosong

Selasa, 8 desember 2009
I dont know waht happen to me today. It’s feel like i’m in very bad shape. Something gone wrong this last. Maybe it’s just PMS. Mungkin aku mau menstruasi. Ini tanggal-tanggal yang sudah harus dijalani.
Pagi yang sangat malas untuk bangun. Akibat tidak bisa tidur malam. Entah kenapa selalu terbangun pada sekitar pada jam 2-3 pagi.. dan susah kembali tidur. Mungkin takut akan film-film horor yang akhir-akhir ini aku tonton. Atau ini yang namanya rasa khawatir atau stress. Mulai insomia. Mungkin? Ini seperti ibuku. Ini rasanya menjadi insomianisme. Hahaha.. ga enak jga sih. Hari-hari selanjutnya harus ku lalui dengan “waltz muram”..
Dan kemalasan pagi hari ini, membuatku malas untuk keluar kamar. Rasanya ingin berteriak di pagi ini dengan kencang, kencang bagaikan perawan ingin di ambil kesuciannya oleh orang jahat. Dan ingin menangis layaknya gadis kehilangan ayah kesayangannya. Tapi, tak bisa kulakukan itu, berteriak di bawah bantal dan selimut pun tak dapat kulakukan. Rasanya tertahankan bagai seorang yang ketakutan melihat bayangan menyeramkan dibawah tempat tidurnya. Dalam kekosongan itu, pintu kamar berbunyi, tok tok tok tok. Empat kali, aku menghitungnya. Dan wanita di luar memanggilku, “Neng!!”. Aku tidak menjawab untuk sejenak, mengisi kembali pikiran, lalu wanita di luar memanggilku lagi, “Neng!!”, dan, “Iya..” ku bangun dari tembat tidur dan berjalan sebanyak dua langkah, membuka pintu. Berbincang sejenak dengan Bu Iin, wanita yang membersihkan tempat ini dari kekacauan yang lebih banyak mereka sebabkan dari pada aku. Bahkan aku hampir tidak pernah membuat kekacauan itu, aku jarang tinggal di sini, lebih banyak waktu ku untuk tidur di tempat lain dari pada di sini. Kurebahkan lagi badanku, menarik selimut dan memeluk guling. Ku tatap bawah meja, melihat sepatu kuning buatan perusahaan Adi Dasser. Aku takut melihat tempat itu, seperti ada yang mengawasi dari sana. Sepatu kuningku itu. Sepatu yang sekarang menurutku agak norak, sepatu yang kubeli bersama Uma. Entah kenapa aku malas memakainya lagi. Seperti malas di pagi hari ini. Ku miringkan badanku membelakanginya. Ku lihat handphone merahku itu. Sekarang pukul 07.00. ku kirimkan sms ke hasnah, kalo aku tidak ingin masuk IAD hari ini. Aku bilang aku ngantuk karena tidak bisa tidur semalam. Setelah aku tekan ‘send’, aku tertidur kembali.
Jam 08.00 aku membuka dua jendela itu. Memasak air, memasukan bubuk susu rasa pisang ke dalam gelasku. Mengambil indomie dan telur. Dan segera setelah selesai dengan semua itu. Aku mandi.
Rasanya buruk sekali hari ini. Tidak ada perasaan cerah. Aku menelpon Melly dengan suara kasar. Dia pun membalas dengan sama kasarnya. Kurasa itu saat aku harus menyelesaikan pembicaraan itu. Aku membeli lima lembar transparancy untuknya. Kurasa aku agak sebal akhir-akhir ini dengannya. Lima hari aku nginep di tempatnya, kurasa terlalu berlebihan. Mungkin terlalu banyak bersama dengan orang yang sama akan membuatmu sedikit muak kan. Kalau gitu saat ini harus menjaga jarak sedikit agar perasaan sebal itu hilang. Ahhh, pasti ini aku saja yang terlalu PMS-an.. maaf kan teman ku. Si Melly ini salah satu teman yang menurutku normal dri antara orang-orang di sini. Eh, Mel, engkau normal ga sih?? Hihi..
Aku kesulitan keuangan minggu ini. Hrrr, ini dia kalo lagi sama Melly, sungguh deh. Pengeluaran menjadi kacau tidak karuan. Dia juga kacau, saya juga kacau. Ga da yang bisa mengontrol. Dia sih enak, tinggal gesek.. (ahaha, gesek apaan tuh) nah aku, gesek apaan lagi. ATMnya masih ada 20 juta.. (jeeh, tau gitu gw. Bis keliatan waktu dia ngambil atm) lah sayaa, Cuma 200 ribu dah. Paraaah amat. Stress. Di tambah aku di marahin sama bapak, gara-gara ini. Dan dia menghukumku dengan tidak mengirimkan uang lagi walaupun sudah ludes begitu. Oooohhh..
Dan hal ini semua, membuat penampilan retorika ku hancur berantakan! Bahkan aku tidak bisa mengendalikan perasaan cemasku tentang semua ini selama berada di depan audience. Bahakan ada dimana aku tidak tau harus mengatakan apapun. Rasanya kosong yang menghampiriku pagi ini muncul lagi di saat yang tidak tepat. Crash down! Aku rasa nilaiku hari ini jatuh bagaikan pesawat tanpa mesin di angkasa. Tidak berguna.
Malam ini, aku eneg dengan spaghetti yang ku masak sendiri. Aku tidak ingin memakannya sekarang, sambil menngulas ini semua. Tangan kiriku mengaduk-aduk mangkuk tanpa sedikitpun ingin memakannya. Ini adalah sampah. Aku tidak punya uang, jadi aku harus memakannya suka tidak suka. Dan NYAAAMM.. ini sendokan pertama dalam mulutku.
Selamat makan, kosong!